Sangatta. Meski saat ini proses belajar mengajar untuk tahun ajaran baru sudah dimulai, namun ternyata masih saja menyisakan sejumlah permasalahan. Dengan diberlakukannya sistem zonasi dalam penerimaan siswa baru, mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), bagi wilayah yang hanya memiliki satu sekolah negeri, terutama Sekolah Menegah Pertama (SMP), terpaksa harus menumpuk murid baru. Seperti yang terjadi pada SMP Negeri 1 Sangatta Utara dan SMP Negeri 1 Sangatta Selatan. Hal ini menyebabkan pihak sekolah terpaksa memberlakukan jam belajar mulai siang hingga sore hari, untuk menampung kelebihan siswa yang tidak bisa terakomodir pada regular pagi. Demikian diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kutai Timur, Roma Malau.
Menurutnya, pihaknya terpaksa mengizinkan pihak sekolah untuk membuka kelas regular belajar mengajar pada siang hingga sore hari, agar seluruh siswa baru kelas 7 yang diterima di SMP Negeri 1 Sangatta Utara bisa belajar. Hal ini juga dialami pada SMP Negeri 1 Sangatta Selatan. Hal ini terjadi dikarenakan di wilayah Sangatta Utara, khususnya yang mauk dalam zonasi Jalan AW Syahrani hanya memiliki satu SMP Negeri.
Lanjut Roma, namun belajar dari pengalaman yang ada saat ini maka kemungkinan Pemkab melalui Disdik Kutim akan segera membangun gedung SMP Negeri baru, terutama untuk wilayah zonasi AW Syahrani. Pada zonasi AW Syahrani memang dianggap sudah layak jika menambah satu unit lagi sekolah SMP Negeri, dikarenakan sebanding dengan jumlah penduduk yang ada di sekitarnya serta jumlah SD Negeri yang juga berada dalam zonasinya. Rencana penambahan SMP Negeri ini juga akan dilaksanakan di Kecamatan Sangatta Selatan.
Ditambahkan Roma, tidak bisa dipungkiri jika saat ini Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan membutuhkan Gedung SMP Negeri yang baru. Namun tentunya pembangunan sebuah sekolah negeri baru tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada prosedur-prosedur yang harus diikuti dan dipenuhi, serta kebutuhan anggaran yang juga tidak sedikit. Akan tetapi saat ini yang lebih utama adalah bagaimana putra dan putri Kutai Timur bisa ditampung untuk bersekolah dan belajar, tentunya sementara dengan menambah kelas baru.