Gara-Gara Flu Babi, Kutim Ikut Sterilisasi Kandang Babi Selama Setahun
Sangatta – Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak ) Kutai Timur (Kutim ) mengikuti arahan Dinas Peternakan Kaltim, untuk melakukan sterilisasi Kandang Babi dalam tahun ini. Untuk itu, tidak akan ada pengadaan bibit babi, menunggu arahan berikutnya. Demikian diakui Kadistanak Kutim Dyah Ratnaningrum.
“tahun ini kita ada anggaran Rp30 miliar. Ini untuk pengadaan bibit ternak, bibit tanaman, termasuk pembuatan jalan tani dan irigasi. Untuk bibit ternak, khususnya babi, tahun ini sesuai arahan Dinas Peternakan Kaltim, sementara ditiadakan. Karena akan diadakan sterilisasi kandang selama setahun, dengan harapan flu babi, yang tahun lalu merebak, sudah steril, setelah itu diisi kembali tahun depan, jika memang sudah memungkinkan,” katanya.
Meskipun diakui, bibit babi ini sangat dibutuhkan cukup banyak masyarakat lokal, namun karena kondisi flu babi yang masih merebak, sehingga untuk sementara dihantikan . karena kalau didatangkan, sementara penyakitnya masih ada, bisa kembali habis lagi. Karena daerah lain seperti itu, belum steril, didatangkan bibit, ternyata habis lagi. Karena itu, harus ditunggu steril, baru kembali didatangkan bibitnya.
Disebutkan, flu babi di Kaltim, awalnya terdeteksi di Berau. Setelah itu masuk ke Samarinda. Setelah itu, masuk di Kecamatan Kombeng, Kutim. Dari hasil evaluasi Distanak Kaltim, hingga kini flu babi masih ada, karena itu belum boleh ada pengadaan bibit babi. Harus menunggu steril, baru dilakukan pengadaan lagi. “Kami berharap, tahun depan sudah bisa kembali diadakan pengadaan bibit , untuk dibagikan ke peternak,” katanya.
Seperti diberitakan akhir tahun lalu, peternak babi di Desa Miau Baru, Kecamatan Kombeng, mengalami kerugian besar. Pasalnya, ternak babi mereka dilaporkan rata-rata mati mendadak. Sekretaris Kecamatan Kongbeng, Petrus Ivung, yang juga pengusaha ternak babi di Miau Baru mengatakan, puluhan ekor babi milik warga banyak yang dilaporkan mati mendadak. Namun, saat itu penyebabnya belum diketahui.
“Sudah ratusan babi milik warga yang mati mendadak. Karena yang kita lihat dari pinggiran sungai sudah banyak yang mati. Tapi belum kita cek sampai kedalam sana. kita para peternak inikan beternaknya dipinggir sungai, dilepas bebas dan tidak dikandang, sehingga matinya itu dimana-mana,”kata Petrus Ivung , pada wartawan melalui sambungan telepon,Senin (30/8/2021)
Salah satu petugas kesehatan hewan dan venteriner UPT Puskeswan Kecamatan Kongbeng, Kaletus Legi, saat itu membenarkan bahwa ada ratusan ekor babi yang diternak warga Desa Miau Baru mati mendadak.
Dari pengecekan yang dilakukan dilapangan, penyebab kematiannya belum diketahui secara pasti. “Tapi indikasinya kalau dilihat dari organ dalamnya itu mengarah ke flu babi,” katanya saat itu.
