Sangatta…Bupati Kutai Timur Ismunandar, mengakui dalam masa kepemimpinannya hampir tiga tahun, yang jadi masalah utama adalah pemotongan anggaran. Karena itu, ada segelintir pejabat, yang telah lama kerja, hidup pada zona ‘nyaman’ selama ini tidak mampu mengikuti irama kerjanya, karena harus mengencangkan ikat pinggang.
“Jadi selama tiga tahun belakangan ini memang kita dilanda defisit, karena pemotongan anggaran dari pusat. Ini menjadi perubahan besar, bagi segelintir pejabat, yang selama ini tidak pernah merasakan defisit, kini harus merasakan defisit, yang membuat kita harus kencangkan ikat pinggang. Karena tidak biasa dengan kondisi seperti ini, makanya dia kalah langkah. Kita melangka tiga kali, dia baru dua kali. Padahal, seharusnya meskipun dalam kondisi defisit, pejabat harus kreatif, agar tetap bisa seiring sejalan dengan tim untuk mencapai target,” katanya.
Karena itu, Bupati mengakui, dalam rotasi pejabat nantinya, ini akan menjadi salah satu penilaianya. Yang kurang ‘greget’ bisa dimutasi ditempat, yang memang tidak terlalu butuh kreatifitas. Sementara tempat yang membutuhkan energi banyak, diberikan pada pejabat yang memang bisa kerja keras, bisa ikut ritme pemerintah, berinovasi untuk bisa mencapai target meskipun dalam kondisi sulit.
Namun, dalam kondisi sulit sekarang ini, pihaknya juga tetap realistis. Karena itu, pihaknya mengutamakan program-program pembangunan kebutuhan dasar seperti pemenuhan listrik, air bersih, pendidikan dan kesehatan termasuk infrastruktur. Bahkan, gotong royog dengan perusahan untuk menuntaskan fasilitas kebutuhan dasar, yang memang bisa dikerjakan bersama seperti air, listrik, jalan lingkungan termasuk air bersih skalan kecil seperti pamdes.
“Karena itu, kami tidak membuat proyek-proyek atau bangunan monumental, seperti bangunan-bangunan besar. Sebab, bangunan-bangunan seperti hanya bisa dinikmati lewat tatapan mata, tapi tidak dinikmati masyarakat yang jauh. Karena itu, kami hanya membangun-bangunan yang dinikmati masyarakat secara langsung, seperti pembanguan air bersih, listrik, kesehatan dan pendidikan termasuk infrastruktur jalan,” katanya.
Meskipun tidak ada yang monumental, namun dalam tiga tahun ini, pihaknya telah berhasil meningkatkan cakupan layanan listrik, dan PDAM. Terutama di Kota Sangatta, Sangatta selatan. Karena itu, masalah listrik, tidak banyak lagi keluhan di Sangatta dan sekitarnya, termasuk masalah PDAM, yang mungkin kita bereskan dalam waktu dekat.
“PDAM, listrik ini tidak kelihatan bangunannya, tapi dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” katanya.