RSUD Mengeluh Kekurangan Pasien, Bupati Minta BPJS Sederhanakan Pelayanan

SANGATTA. Bupat Kutai Timur Ismunandar mengaku telah menerima keluhan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kudungga, terkait dengan sepinya pasien. Dimana sepinya pasien ini disebabkan sistem rujukan BPJS berjenjang, yang mengharuskan pasien masuk RS tipe D, di RS swasta terlebih dahulu, sehingga hanya rujukan RS swasta, yang masuk RS Kudungga, yang kini bisa berobat di sana.

“saya dengar RSUD sekarang sepi pasien, karena sistem rujukan BPJS, yang mengharuskan masuk RS tipe D, baru ke RS Kudungga, kalau RS Tipe D, rujuk lagi tidak mampu tangani. Dengan sistem ini, tentu akan mengubah, bahkan menyulitkan pasien untuk mendapatkan pelayanan terbaik, dengan cepat,” katanya.

Untuk itu, dia akan meminta BPJS agar sistem rujukan ini disederhanakan, agar rujukan bisa langsung ke RS Kudungga,  karena di sana, juga banyak fasilitas. “selama ini kan masyarakat sudah terbiasa, dari puskesmas, masuk ke RS Kudungga, kalau dirujuk. Sekarang, harus masuk RS swasta, baru masuk RS Kudungga, kalau dirujuk. Ini akan mengubah kebiasaan masyarakat. Selain itu, RS Kudungga, juga tidak akan maksimal, karena kurangnya pasien. Karena itu, kami akan meminta BPJS, mengembalikan sistem rujukan agar pasien dari Puskesmasn bisa langsung masuk RS Kudungga,” katanya.

Diakui, pasien yang akan kesulitan, atau dirugikan adalah pasien yang datang dari kecamatan yang jauh-jauh. Sudah jauh-jauh dirujuk ke Sangatta, masuknya ke RS swasta, padahal, kalau bisa langsung ke RS Kudungga, mungkin bisa akan mendapatkan pelayanan yang terbaik.

Sebelumnya, Direktur RSUD Kudungga dr Anik  Istiyandari mengaku, kalau RSUD kini sepi pasien, karena sistem rujukan online yang diterapkan BPJS. Dimana pasien rujukan dari doter keluarga, atau puskesmas, harus masuk RS Tipe D. Kalau RS Tipe D merujuk, baru masuk RS Kudungga.

“Padahal, RS Swasta di Kutim ini, pada umumnya tidak memiliki dokter tetap. Dokter mereka pada umumnya dari RS Kudungga, yang notabena baru akan keluar setelah selesai tugas di RSUD. Akibatnya, pasien bisa terlantar di RS Swasta, karena menunggu dokter, hingga sore, baru tertangani,” katanya. (

Berita Terbaru