Sangatta…Keluhan masyarakat yang paling kencang saatini di Kutai Timur adalah masalah harga sawit, yang terus merosot. Bakan kini menyentuh harga Rp400 per kg Tandan Buah Segar (TBS). Agar petani sawit tidak terus merugi, anggota DPRD Kutim Siang Gea, meminta Pemkab Kutim hadir di tengah masyarakat, khususnya petani untuk menyelamatkan mereka agar tidak kolab.
“Jadi keluhan utama masyarakat saat ini adalah masalah harga TBS, yang terus turun. Karena itu kami minta pemerintah, menyelamatkan petani dari kebangkrutan, dengan menstabilkan harga. Sebab dengan cara ini maka ekonomi masyarakat akan tumbuh. Sebab selama ini, ekonomi masyarakat petani, mengantung pada sawit,” katanya.
Dikatakan, antusiame petani menam sawit selamaini karena dorongan pemerintah. Pemerintah berharap agar masyarakat menanam sawit, karena komoditas ini nilainya sangat besar. Dimana, diharapkan, dengan memiliki kebun sawit 2 hektare saja, maka bisa memberikan hasil untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat secara layak. Namun sekarang, ternyata tidak menghasilkan apa-apa, karena harga anjlok.
“kami juga berharap, ke depan, pemerintah bisa mengarahkan masyarakat untuk menanam tanaman lain yang bisa memberikan nilai lebih dibanding sawit saat ini. Tentu, dengan jaminan kalau harga itu akan stabil. jangan seperti sawit saat ini, yang justru anjlok setelah petani semua berhasil menanam sawit dengan baik,” katanya.
Disebutkan, tanaman dengan potensi ekonomi yang cukup bagus seperti karet, cacao, aren dan beberapa komoditas lainnya. Hanya saja, yang jadi pertanyaan, apakah harga dari komoditas ini akan stabil pada waktu akan datang. “Ini perlu ada jaminan dari pemerintah. Jangan sampai ditaman, sementara hasilnya sulit dipasarkan. Terutama aren, yang sudah digalakkan, kalau ini berhasil, dimana hasilnya aan dijual,” katanya.