Sangatta. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kutai Timur segera mengembangkan pengelolaan air minum pedesaan yang lebih dikenal dengan sebutan Sistem Pengelolaan Air Minum Desa (SPAMDes), yang saat ini sudah terbangun di 21 Desa di Kutim. Demikian diungkapkan Kepala DPMPD Kutim, Suwandi.
Kepada KabarEtam, Suwandi yang ditemui sebelum pelaksanaan Coffee Morning, pagi tadi, mengatakan program SPAMDes yang merupakan salah satu program penyediaan air bersih bagi masyarakat di pedesaan yang tidak terjangkau cakupan layanan air bersih dari PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) dan PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat). Program SPAMDes merupakan program pengelolaan air bersih yang murni dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten.
Lajut Suwandi, mulai tahun 2017 hingga tahun 2018, sudah ada 21 Desa di Kutim yang masuk dalam program SPAMDes dan sudah berjalan. Namun demikian, meski desa-desa tersebut sudah menjalankan program SPAMDes, tetapi belum seluruh wilayah desa tercakupi layanan air bersih. Karena itu, pada tahun depan pihaknya akan melakukan pengembangan cakupan layanan air bersih dari pengelolaan yang sudah ada sekarang. Mulai dari penambahan jaringan instalasi air bersih, hingga ke wilayah-wilayah yang ada di pelosok desa.
Lebih jauh dikatakan Suwandi, meski focus melakukan pengembangan SPAMDes yang sudah ada saat ini, pihaknya juga tetap memprogramkan pembangunan SPAMDes pada desa-desa lainnya yang saat ini belum terlayani air bersih. Kajian penambahan SPAMDes ini sudah dilakukan, termasuk melihat kemampuan pasokan air bersih untuk program SPAMDes, baik dari sungai, air sumur bor, maupun sumber mata air alami yang ada di masing-masing desa tersebut.