Sangatta. Dibalik hingar-bingar perayaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2018 di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), ternyata masih menyisakan banyak permasalahan di dunia pendidikan. Pasalnya, ditengah kondisi lemahnya keuangan Kutim saat ini, terungkap ada lebih dari 150 bangunan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang bisa dikatakan tidak layak.
Bahkan disuguhkan kondisi aktifitas belajar mengajar murid dengan lesehan atau tanpa memiliki fasilitas meja kursi belajar. Hal ini diakui langsung Bupati Kutai Timur, Ismunandar usai memimpin upacara bendera memperingati Hardiknas 2018 di lapangan upacara kantor Bupati Kutim, pagi tadi.
Kepada wartawan, Ismu mengakui jika saat ini masih banyak sekolah di Kutim yang kondisinya bangunan dan fasilitasnya tidak layak. Bukan sedikit, jumlahnya lebih dari 150 sekolah, mulai SD hingga SMP, dan tersebar di beberapa kecamatan di Kutim.
Yang lebih mengejutkan adalah hal ini baru terungkap saat kondisi keuangan daerah Kutim sedang sakit-sakitnya, seperti sekarang ini. Mengapa selama anggaran Kutim masih melimpah beberapa tahun lalu, kondisi ini tidak terungkap dan langsung diatasi.
Lanjut Ismu, inilah yang menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus segera diselesaikan. Pemerintah Kutim sudah mengambil langkah-langkah stategis untuk mengurangi kekurangan yang ada. Dengan kondisi keuangan yang terbatas saat ini, diakuinya memang tidak bisa maksimal mengalokasikan anggaran. Namun Pemkab Kutim akan terus berupaya memprioritaskan pembenahan fasilitas sekolah yang ada tersebut, dengan mengandeng keterlibatan pihak stake holder atau perusahaan yang ada di sekitar lokasi sekolah.