Tingkatkan Literasi Keuangan, Pemkab Kutim Luncurkan Program Kejar untuk Pelajar
SANGATTA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) secara resmi meluncurkan Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), sebagai upaya masif untuk menanamkan budaya menabung dan meningkatkan literasi keuangan di kalangan generasi muda. Peluncuran program kolaboratif ini digelar di Sangatta, pada Kamis (16/10/2025), dan dihadiri oleh jajaran Forkopimda, perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Timur (Kaltim), serta pimpinan perbankan.
Wakil Bupati Kutim, Mahyunadi, yang mewakili Bupati, menekankan bahwa Program KEJAR merupakan manifestasi nyata kolaborasi antara pemerintah daerah, perbankan, dan lembaga pendidikan. Menurutnya, program ini menjadi pondasi penting untuk membentuk generasi Kutim yang cakap mengelola keuangan dan berdaya saing.
“Literasi keuangan harus ditanamkan sejak usia dini agar menjadi kebiasaan dan budaya yang melekat. Melalui program ini, pelajar akan belajar menabung dan mengelola keuangan dengan bijak,” ujar Mahyunadi dalam sambutannya.
Mahyunadi menambahkan, Pemkab Kutim melalui Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Kementerian Agama akan mengintegrasikan edukasi keuangan ke dalam kurikulum pembelajaran sekolah. Langkah ini bertujuan untuk memperluas inklusi keuangan hingga ke seluruh pelosok Kutim, memastikan setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama.
“Menabung sejak dini bukan hanya soal uang, tetapi soal membangun mental kemandirian dan tanggung jawab. Semangat ini kita tanamkan dari pelajar Kutai Timur,” tegasnya.
Di sisi lain, perwakilan OJK Provinsi Kaltim dan Kalimantan Utara (Kaltara), Adi Setyo, menjelaskan bahwa Program KEJAR adalah bagian dari Aksi Pelajar Indonesia Menabung. Program ini diinisiasi berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2019 tentang Hari Indonesia Menabung, dan menjadi strategi nasional dalam memperkuat literasi dan inklusi keuangan.
Adi menyebut, OJK mencatat masih ada kesenjangan sekitar 14,05 persen antara tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, OJK bersama sektor perbankan gencar mendorong setiap pelajar memiliki rekening aktif, seperti produk tabungan SimPel (Simpanan Pelajar) dan SimPel iB, sebagai langkah awal mengakses layanan keuangan secara aman dan legal.
“Potensi pelajar di Indonesia sangat besar, lebih dari 52 juta siswa. Jika seluruhnya memiliki rekening, kita tidak hanya menumbuhkan budaya menabung, tetapi juga memperkuat ketahanan sistem keuangan nasional,” jelas Adi.
Selain pembukaan rekening, OJK juga fokus pada edukasi pengelolaan uang saku, membedakan kebutuhan dan keinginan, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman finansial digital. Adi Setyo secara khusus mengingatkan siswa dan orang tua untuk mewaspadai pinjaman online ilegal, investasi bodong, dan kejahatan keuangan digital lainnya.
“Kami mengajak siswa dan orang tua untuk bijak menggunakan layanan keuangan digital. Pastikan legalitas lembaga keuangan sebelum menggunakan produk atau aplikasi tertentu,” imbaunya.
Pemkab Kutim berharap implementasi Program KEJAR dapat berjalan berkelanjutan dan memberikan dampak nyata terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan dunia pendidikan ini menegaskan komitmen Kutai Timur untuk membangun generasi yang produktif, berkarakter, dan mandiri secara ekonomi. (*)







