Akhir Penantian Panjang, Tawa Riang Anak-anak Manubar Sambut Listrik 24 Jam Pertama Mereka
SANDARAN—Di ujung timur Kabupaten Kutai Timur (Kutim), di mana jalan darat berakhir dan lautan mulai membentang, sebuah penantian panjang akhirnya terbayar lunas. Wajah-wajah ceria memantulkan cahaya lampu yang baru menyala, bukan lagi sekejap, melainkan untuk selamanya. Di Desa Manubar dan Desa Manubar Dalam, Kecamatan Sandaran, listrik 24 jam kini bukan lagi mimpi, melainkan kenyataan yang mengubah hidup.
Peristiwa bersejarah ini dipatri dalam kunjungan kerja Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, didampingi Ketua TP PKK Kutim, Siti Robiah, pada Rabu (8/10/2025). Kunjungan ini adalah sebuah janji pembangunan yang ditepati.
Perjalanan menuju Manubar—salah satu desa terpencil di Kutim—adalah kisah tersendiri. Rombongan harus menempuh perjalanan darat yang melelahkan selama empat jam, berlanjut dengan tantangan air selama dua jam menggunakan perahu. Jarak yang memisahkan mereka dari pusat kota adalah cerminan dari tantangan pemerataan pembangunan yang selama ini dihadapi.
Namun, semua kelelahan itu seolah menguap saat rombongan tiba. Suasana di lokasi peresmian semarak dan penuh haru. Warga dari berbagai generasi, mulai dari anak-anak PAUD yang berseragam cerah hingga para orang tua, berkumpul. Tawa riang anak-anak, yang kini bisa belajar dan bermain lebih lama, berbaur dengan senyum lega para orang dewasa. Cahaya yang terpancar bukan hanya dari bola lampu, tetapi juga dari mata masyarakat yang bahagia.
Peresmian listrik abadi ini ditandai dengan pemotongan pita simbolis di PLTD Desa Manubar Dalam dan penandatanganan prasasti oleh Bupati Ardiansyah Sulaiman.
Dalam sambutannya, Bupati Ardiansyah Sulaiman tak mampu menyembunyikan rasa syukurnya. “Pelan tapi pasti, penerangan akan menjangkau seluruh masyarakat Kutim,” ujarnya, menjanjikan enam desa lain akan segera menyusul menikmati fasilitas serupa.
Lebih dari sekadar penerangan, momen ini juga menjadi titik tolak bagi gerakan hidup sehat. Bersamaan dengan peresmian listrik, Pemkab Kutim turut menggalakkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan Gerakan Masyarakat Minum Susu (Gerimis). Bupati menekankan bahwa listrik harus dijaga, begitu pula dengan kesehatan.
“Kesehatan sangat penting, terutama bagi anak-anak agar bisa belajar dengan prima, dan bagi ibu hamil agar dapat melahirkan anak yang sehat,” pesannya, mengingatkan bahwa pola hidup bersih dan sehat adalah bagian integral dari 50 program kerja Pemkab Kutim.
Kegiatan pun dilanjutkan dengan momen kebersamaan yang hangat: minum susu dan makan buah bersama sebagai simbol nyata dimulainya gaya hidup sehat di pelosok desa. Acara juga diwarnai dengan penyerahan simbolis motor dinas untuk Ketua RT Desa Manubar Dalam, bantuan nutrisi tinggi kalori, dan pembagian kelambu anti malaria.
Menutup pertemuannya, Bupati Ardiansyah Sulaiman mengulang kembali komitmen fundamental pemerintahannya.
“Kami ingin memastikan seluruh masyarakat Kutim, tanpa terkecuali, merasakan manfaat pembangunan. Tidak ada desa yang tertinggal dari cahaya listrik maupun dari akses kesehatan. Pemerintah akan terus hadir hingga pelosok,” tegasnya. (*)
