Peringkat 2 Indeks Ketahanan Pangan Nasional, Wagub Seno Aji Targetkan Kaltim Swasembada 2026
SAMARINDA – Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menempati peringkat kedua nasional dalam Indeks Ketahanan Pangan (IKP) tahun 2025 dengan kategori Sangat Tahan. Namun, Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, menegaskan bahwa capaian ini tidak mencerminkan kondisi sebenarnya. Menurutnya, ketahanan pangan Kaltim masih rapuh dan sangat bergantung pada pasokan dari luar daerah.
Pernyataan ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Ketahanan Pangan dengan tema “Kaltim Menuju Swasembada Pangan” yang digelar di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim, Rabu (1/10/2025). Wagub Seno Aji menyebut indeks yang tinggi tersebut sebagai “semu.”
“Indeks ketahanan pangan kita ini nomor 2 se-Indonesia, paling top. Tapi, indeks ini adalah semu. Artinya, seolah-olah kita berjaya, namun pada kenyataannya kita sangat membutuhkan pasokan pangan dari luar,” ujar Seno Aji.
Wagub Seno Aji mencontohkan kerentanan ini terlihat jelas saat Kaltim dihadapkan pada isu beras oplosan. Dalam waktu singkat, pasokan beras menjadi langka, menunjukkan betapa rapuhnya sistem ketahanan pangan di Kaltim.
“Kemarin kita sudah dicoba dengan adanya indikasi beras oplosan. Dalam waktu seminggu kita sudah kelabakan. Semuanya bingung, tidak ada beras di mana-mana. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya ketahanan pangan kita ringkih (rapuh), kita tidak sehat,” tegasnya.
Untuk mengatasi hal ini, Pemprov Kaltim telah menargetkan swasembada beras pada tahun 2026. Langkah strategis yang diambil termasuk pengembangan kawasan sentra produksi terpadu, modern, dan berkelanjutan di beberapa lokasi prioritas seperti Kabupaten Paser, Penajam Paser Utara (PPU), Kutai Kartanegara (Kukar), Mahakam Ulu, Kutai Barat (Kubar), dan Berau.
Upaya pemerintah dalam menggenjot produksi pangan mulai membuahkan hasil. Seno Aji memaparkan adanya lonjakan produksi gabah kering dari sekitar 230 ribu ton per tahun menjadi 305 ribu ton per Agustus 2025. Dengan tren positif ini, ia memprediksi total produksi gabah kering Kaltim bisa mendekati 400 ribu ton hingga akhir tahun 2025.
Seno Aji juga mendorong Pemerintah Kabupaten/Kota untuk aktif dalam mengembangkan lahan pertanian. Ia menekankan pentingnya koordinasi dalam mengoptimalkan lahan, serta memberikan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) dan pupuk bagi para petani di daerah. (*)
