Sangatta, – Banjir yang melanda kawasan Loa Mali, Sangatta Selatan telah berlangsung selama 2-3 hari terakhir, dengan ketinggian air yang terus meningkat secara perlahan. Akibatnya, sebagian aktivitas warga mulai terganggu. Meskipun demikian, Pemerintah telah mengeluarkan arahan untuk segera menetapkan status siaga sebagai langkah antisipasi terhadap kondisi yang semakin memburuk.
Naim yang merupakan staf Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD menjelaskan bahwa peningkatan ketinggian air berlangsung perlahan, dan dampaknya mulai terasa pada sebagian wilayah.
“Jadi kalau banjir ini sendiri sudah berlangsung sekitar 2-4 hari ini, karena kenaikan air pelan-pelan sehingga sebagian daerah aktivitas warga sudah mulai terganggu,”ujarnya pada Sabtu, (22/3/2025).
Dampak utama dari banjir ini diduga disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, ditambah dengan pasang laut dan sungai yang masih belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.
“Banjir ini diduga curah hujan yang tinggi,kemudian yang kedua pasang laut dan sungai yang sampai saat ini masih juga belum ada tanda-tanda penurunan. Tapi kalau kami melihat data dari BMKG insya Allah curah hujan ini sampai dengan akhir bulan,”tambahnya.
Meskipun banjir yang melanda wilayah ini menyebabkan sebagian warga harus dievakuasi, pihak BPBD memastikan bahwa jumlahnya tidak terlalu banyak. Namun, pihaknya tetap waspada terhadap perkembangan cuaca yang dapat memperburuk kondisi banjir.
Terkait dengan isu yang beredar mengenai adanya dugaan tanggul yang jebol, yang disebut-sebut menjadi salah satu penyebab banjir, pihak BPBD mengingatkan masyarakat agar tidak terburu-buru menyimpulkan.
“Kami belum konfirmasi kepada pihak perusahaan, artinya untuk sementara warga jangan terlalu berandai-andai. Sebagai instansi yang menangani bencana, kami akan mengundang pihak perusahaan untuk memberikan keterangan lebih lanjut,” jelasnya.
Pihak BPBD mengimbau masyarakat agar tidak membuat asumsi yang belum jelas kebenarannya dan terus mengikuti informasi dari instansi yang berwenang. (K/*)