SANGATTA – Di tengah semarak pesta demokrasi Pilkada 2024, Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman yang sekaligus kontestan Pilkada, menunjukkan komitmennya dalam menjaga demokrasi dengan menggunakan hak pilihnya di TPS 88, Jalan Sulawesi, Desa Sangatta Utara, Rabu (27/11/2024). Ardiansyah, didampingi sang istri Siti Robiah dan anak menantunya, hadir untuk mencoblos sebagai wujud partisipasi nyata dalam membangun masa depan Kutim.
Berangkat dari kediaman pribadinya di Jalan Sulawesi, Ardiansyah memilih berjalan kaki sejauh 30 meter menuju lokasi TPS. Tepat pukul 09.47 WITA, ia dan keluarga tiba di TPS, disambut hangat oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS). Dengan senyum ramah, Ardiansyah langsung mendaftarkan diri ke Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Nama Ardiansyah terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) dengan nomor 43, sementara istrinya, Siti Robiah, berada di nomor 131.
Setelah mendaftar, pasangan ini menerima kertas suara yang terlebih dahulu diperiksa kondisinya oleh petugas. Memastikan tidak ada kerusakan, mereka melangkah ke bilik suara, menyalurkan hak pilih dengan penuh khidmat. Sesuai prosedur, kertas suara mereka sempat diperlihatkan kepada panitia sebelum dimasukkan ke dalam kotak suara.
Usai mencoblos, Ardiansyah tak lupa menyampaikan pesan bagi seluruh masyarakat Kutim. Ia mengimbau warga untuk berpartisipasi aktif dalam Pilkada demi masa depan daerah yang lebih baik.
“Masyarakat agar menyambut pesta demokrasi dengan kebahagiaan. Datanglah ke TPS, salurkan suara Anda, jangan sampai golput,” ujar Ardiansyah, yang tampak sederhana mengenakan kemeja putih.
Ardiansyah juga mengapresiasi kelancaran jalannya Pilkada hingga hari pemungutan suara. Ia memuji kerja keras seluruh pihak yang terlibat dalam proses tersebut.
“Ini patut kita syukuri. Sebagai Bupati Kutim, saya mengapresiasi kinerja KPU, Bawaslu Kutim, TNI/Polri, dan semua pihak yang telah mendukung suksesnya Pilkada Kutim 2024,” tambahnya.
Partisipasi Ardiansyah di TPS 88 menjadi simbol semangat demokrasi yang inklusif di Kutim. Kini, masyarakat tinggal menanti hasil rekapitulasi suara yang akan menentukan siapa pemimpin mereka untuk lima tahun mendatang.
Pilihan di bilik suara adalah langkah kecil, namun memiliki dampak besar bagi arah pembangunan Kutim. Dalam suasana demokrasi yang sehat, harapan baru bagi Kutim berkembang untuk maju. (*)