Anggota DPRD Kutim Usulkan Beasiswa Diprioritaskan Bagi Anak Yang Gagal PPDB 2024

Kaltim, Parlementaria1101 Dilihat

Sangatta – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Leni Angriani mendorong agar pemberian beasiswa diprioritaskan bagi anak-anak yang tidak lolos dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024. Hal tersebut disampaikannya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait realisasi beasiswa dan fasilitas asrama bagi Mahasiswa Kutai Timur, yang berlangsung di ruang hearing DPRD Kutim.

Leni menyampaikan keprihatinannya terhadap anak-anak yang tidak mendapatkan tempat di sekolah negeri karena berbagai faktor, seperti zonasi, dan keterbatasan daya tampung. Menurutnya, anak-anak tersebut tidak boleh kehilangan haknya untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

“Jangan sampai anak-anak yang tidak lolos PPDB ini menjadi putus sekolah. Mereka harus tetap mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya,” ujar Leni.

Leni mengusulkan agar program beasiswa Pemkab Kutim diprioritaskan bagi anak-anak yang tidak lolos PPDB tingkat SMA. Beasiswa tersebut dapat digunakan untuk membantu biaya pendidikan mereka di sekolah swasta, terlebih anak-anak yang bersekolah di SMA swasta juga bisa memperoleh beasiswa.

“Ada kurang lebih ratusan anak yang tidak diterima pada saat PPDB tingkat SMA negeri, ini yang jadi masalah,” terangnya

Terlebih menurut leni pada RDP sebelumnya sejumlah orang tua murid yang mengadu ke DPRD Kutim mengungkapkan kekecewaanya lantaran tidak ada solusi yang mereka dapatkan. “Karena kita tidak bisa memperjuangkan dan saya tidak pernah menyelahkan dinas kita sendiri apalagi masalah ini merupakan kewenangan Pemerintah provinsi kaltim,” ucapnya

Untuk itu, dirinya meminta kepada pemerintah agar anak-anak yang ingin bersedia bersekolah di sekolah swasta terutama yang tidak lolos PPDB dilakukan pendataan dan diprioritaskan diberikan beasiswa.

“Karena apa kami ingin menyelamatkan anak-anak kita terutama yang tidak mampu dan ini menyangkut masalah pendidikan dan sangat serius. Jika mereka tidak sekolah gara-gara tidak ada uang, wah sangat luar biasa Kabupaten Kutai Timur, dan hal ini akan menjadi masalah besar.” Pungkasnya (*/ADV)

Berita Terbaru