Bengalon – Warga Desa Sepaso Timur, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), pada Sabtu, 30 September 2023, menyerahkan satu anak orangutan berumur 2 tahun bernama Orta kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur (Kaltim).
Sebelum diserahkan ke BKSDA Kaltim, Dokter Hewan asal Centre for Orangutan Protection (COP) melakukan pemeriksaan kesehatan orangutan tersebut.
Usai melakukan pemeriksaan kesehatan, Dokter Hewan COP Theresia Tinenti menuturkan bahwa kondisi orangutan tersebut dalam keadaan sehat.
“Tadi yang diperiksa gigi dan selaput lendir di mata, tidak dehidrasi. Untuk cek mikrocipnya tidak ada, sama dengan kelaminnya. Jadi kondisi kesehatannya baik,” kata Dokter Hewan COP Theresia Tinenti.
Usai dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh dokter hewan, Orangutan tersebut kemudian diserahkan langsung oleh Sumi Ati, selaku warga yang telah merawat orangutan itu, ke BKSDA Kaltim.
Rencananya, bayi Orangutan berjenis kelamin betina itu akan direhabilitasi terlebih dahulu sebelum dilepasliarkan ke habitatnya.
Sementara itu, Sumi Ati menceritakan awal mula menemukan anak Orangutan tersebut. Ia menuturkan bahwa anak Orangutan yang diduga pisah dari induknya tersebut ditemukan oleh suaminya di pinggir jalan, ketika pulang bekerja.
“Awalnya anak Orangutan tersebut ingin dipinggirkan ke jalan raya, namun karena Orangutan tersebut terus memeluk dan tidak ingin melepaskan diri. Karena merasa kasihan dengan anak orangutan tersebut, akhirnya orangutan itu kemudian dibawa pulang ke rumah, untuk dilakukan perawatan,” terangnya.
Perawatan yang dilakukannya pun layaknya anak sendiri.“Orangutannya kami kasih minum susu, kasih makan, kami kasih pempers, layaknya anak sendiri. Karena masih bayi, takut tidak bisa dapat makanan dan tidak ada yang rawat, makanya kami rawat, kalau kami rawat kan tidak apa-apa,” kata Sumi Ati yang kerap dipanggil Ibu Isa.
Disebutkannya, jika anak Orangutan tersebut sudah dirawat lebih dari satu bulan lamanya. Bahkan menurut Sumi Ati, setelah menemukan dan melakukan perawatan terhadap orangutan tersebut, pihaknya ingin menyerahkan anak orangutan ke lembaga atau instansi yang memang khusus merawat anak orangutan. Namun dirinya mengaku tidak tahu harus diserahkan ke mana.
“Kami mau serahkan ke pemerintah, cuman kami tidak tahu mau diserahkan kemana, akhirnya kami memberanikan diri untuk merawatnya,” tuturnya.
Setelah menyerahkan Orta ke BKSDA Kaltim, Sumi Ati mengaku sedih karena sudah merawat Orta layaknya anak sendiri. “Sedih juga, kalau Orta sudah dibawah,” tuturnya.
Karena itu, dirinya berharap Orta bisa mendapatkan perawatan yang lebih baik sebelum dilepasliarkan ke habitatnya.
“Semoga Orta selalu dalam kondisi sehat, dan suatu saat bisa bertemu kembali,” tutupnya. (*/KE)