Sangatta. Wakil Bupati Kutai Timur, Kasmidi Bulang mengaku jika saat ini Pemerintah Kutim sedang galau, akibat banyaknya potensi pendapatan asli daerah (PAD) yang tidak bisa dimanfaatkan maksimal, dikarenakan proyek pembangunannya yang belum selesai dikerjakan. Salah satu sumber PAD Kutim yang belum bisa dimanfaatkan, yakni Pelabuhan Kenyamukan Sangatta yang hingga kini memang belum selesai pembangunannya.
Dikatakan Kasmidi, sikap setengah hati yang ditunjukkan pemerintah pusat terhadap Pemkab Kutim terkait pembangunan Pelabuhan Kenyamukan Sangatta, memang membuat Pemkab Kutim tidak bisa mengambil alih secara total penyelesaian pembangunan Pelabuhan Kenyamukan, terutama untuk penyelesaian jalur causeway. Sebab, meski pusat menjanjikan kucuran anggaran sebesar Rp 9 miliar untuk penyelesaian jalur causeway, namun hingga kini janji tersebut tidak kunjung direalisasikan. Sementara permintaan Pemkab Kutim untuk mengambil alih penyelesaian jalur tersebut, juga tidak mendapatkan kepastian restu dari pusat. Sehingga jika tetap diambil alih penyelesaiannya maka dikhawatirkan ke depan akan berdampak pada permasalahan hukum bagi Pemkab Kutim.
Selain itu, jika melihat kondisi yang ada saat ini ditambah dengan situasi keuangan nasional, maka dirinya merasa pesimis jika Pembangunan Pelabuhan Kenyamukan bisa selesai sebelum berakhirnya masa kepemimpinan Bupati Ismunandar dan dirinya selaku Wakil Bupati. Padalah jika benar-benar ada lampu hijau dari pusat, Pemkab Kutim optimis bisa menyelesaikan pembangunan jalur causeway Pelabuhan Kenyamukan.
Ditambahkan Kasmidi, keberadaan Pelabuhan Kenyamukan sebenarnya menjadi salah satu sumber PAD bagi Pemkab Kutim. Terlebih penetapan Kutim masuk dalam jalur Tol Laut 8 sebagaimana keputusan Presiden Joko Widodo, merupakan keberuntungan tersendiri bagi Pemkab Kutim yang tidak dimiliki oleh wilayah lainnya di Kalimantan Timur. Sehingga dirasa sangat merugi jika potensi PAD yang sudah ada di depan mata ini tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal.