Distan Kutim Genjot PAD Retribusi RPH Batota

Sangatta. Salah satu upaya pemerintah Kutai Timur dalam mencari sumber-sumber pemasukan  keuangan daerah adalah dengan menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD), baik dari sektor pajak daerah maupun retribusi daerah. Salah satu sumber PAD yang kini mengalami peningkatan sebagai penyumbang keuangan daerah adalah retribusi Rumah Potong Hewan (RPH) Batota, milik Dinas Pertanian (Distan) Kutim. Bahkan, pemasukan retribusi RPH Batota, kini sudah melewati target retribusi yang ditetapkan pemerintah. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Kutim, Sugiono.

Kepada wartawan, dikatakan pemasukan retribusi dari RPH Batota pada tahun ini, terus mengalami peningkatan setiap bulannya. Bahkan dari target retribusi RPH Batota yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 12 juta pertahun, dalam kurun enam bulan berjalan retribusi yang telah disetorkan ke Kas Daerah (Kasda), sudah lebih dari Rp 36 juta.

Selain itu, untuk satu ekor sapi yang dipotong di RPH, dikenakan biaya retribusi sebesar Rp 40 ribu per ekornya. Dalam enam bulan terakhir, lonjakan jumlah sapi yang dipotong di RPH Batota terjadi pada bulan ramadhan kemarin, yakni lebih dari 200 ekor sapi. Hal ini karena tingginya permintaan daging segar sapi di pasaran. Belum lagi dalam beberapa bulan kedepan, dipastikan permintaan daging sapi juga akan tetap tinggi, dikarenakan banyaknya hajatan pernikahan. Karena itu dirinya yakin aktivitas di RPH Batota akan semakin meningkat.

Ditambahkan Sugiono, saat ini di RPH Batota Sangatta sudah memiliki sebelas orang petugas pemotong hewan sapi atau yang biasa dikenal dengan sebutan penjagal, sehingga proses pemotongan bisa ssemakin cepat dan mudah. Selain itu, pihaknya juga sudah memperbaiki pola penempatan hewan sapi siap potong di RPH, dengan telah menyiapkan kandang sapi sementara sebelum sapi dipotong, agar sapi tidak mengalami stress. Termasuk dengan tersedianya tenaga dokter hewan di RPH Batota, yang siap melakukan pemeriksaan kondisi dan kesehatan sapi, sebelum dilakukan pemotongan.