SANGATTA. Kondisi keuangan Kutai timur yang tahun lalu yang kembali defisit sekitar Rp700 miliar rupiah diperkirakan akan mengerus anggaran tahun 2019. Akibatnya, diperkirakan tidak akan banyak proyek baru yang akan masuk program Pemkab Kutim tahun ini. Demikian dikatakan Ketua DPRD kutim, beberapa hari lalu, pada wartawan.
“karena defisit tahun lalu yang berkisar Rp700 miliar, maka asumsi saya tahun ini tidak akan banyak proyek baru, yang masuk program pemerintah,” katanya.
Bahkan, untuk proyek multi years, kalau memang perlu bisa dihentikan, dibayar sesuai dengan progres. Hal ini karena memang proyek multiyear itu masalah kebutuhan, sehingga bisa saja dihentikan sementara. “Setelah keuangan membaik, pemerintah punya anggaran maka proyek itu bisa diteruskan lagi,” katanya.
Diakui, untuk tahun 2019 ini, pemkab kutim akan fokus membayar utang. Untuk utang tahun 2016-2017 saja, pemerintah, berdasarkan kesepakatan dengan DPRD, dibayar di triwulan pertama yang nilainya ratusan miliar rupiah. Itu diluar utang multi years, yang memang sudah berjalan.
“karena adanya utang baru karena defisit tahun 2018, yang tentu juga akan dibayar, sehingga anggaran untuk bayar utang di tahun 2019, makin banyak,” katanya.
Sebelumnya, Bupati Kutim Ismunnadar juga mengakui jika akibat defisit tahun 2018 maka pemerintah akan memilah program man saja yang tidak terlalu penting, untuk diundur pekerjaanya. Hal ini dilakukan karena pemerintah akan fokus bayar utang. Mulai dari utang pada pekerjaan 2016-2017, termasuk utang ADD, insentif guru dan berbagai kewajiban pemerintah lainnya, yang harus didahulukan, karena menyangkut masyarakat banyak.
“dengan kejadian ini, maka kami akan memilah-milah program yang urgensinya rendah, untuk ditundah pada APBD Perubahan. Sebab bagaimanapun, proyek yang telah dikerjakan para kontraktor, akan dibayar,” katanya.
Diakui, proyek tahun 2016-da 2017, telah siap anggaranya di APBD 2019, namun untuk proyek tahun 2018, yeng belum terbayar, masih akan didata ulang. Karena itu, berlum bisa disebut nilainya.