Sangatta – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kudungga Kutai Timur, dr. Muhammad Yusuf, mengungkapkan bahwa rumah sakit yang dipimpinnya masih menghadapi tantangan dalam hal ketersediaan tenaga medis, khususnya dokter spesialis.
“Kuncinya ada di dokter spesialis. Kalau sudah tersedia spesialisnya, maka kebutuhan tenaga kesehatan lainnya akan mengikuti,” jelasnya.
Ia menambahkan, secara ideal terdapat tujuh jenis spesialis yang wajib tersedia di rumah sakit, yakni empat spesialis dasar: spesialis anak, kebidanan, penyakit dalam, dan bedah. Selain itu, tiga spesialis penunjang yang juga penting adalah anestesi, patologi klinik (dokter laboratorium), dan radiologi. Ketujuh spesialis ini menjadi fondasi penting dalam mendukung pelayanan medis di rumah sakit.
“Tanpa dokter laboratorium dan radiologi, keempat spesialis dasar tadi tidak bisa menegakkan diagnosis dengan tepat. Karena itu, minimal tujuh spesialis ini harus ada,” tegasnya.
Meskipun RSUD Kudungga merupakan salah satu rumah sakit dengan jumlah spesialis terbanyak di Kalimantan Timur, dari sisi kuantitas tiap spesialis masih terdapat kekurangan. Salah satu yang menjadi perhatian utama adalah spesialis kebidanan, yang saat ini hanya diisi oleh satu dokter.
“Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kami. Kalau hanya satu dokter, cukup sulit, apalagi ini termasuk spesialis dasar yang kasusnya cukup banyak. Banyak di antaranya yang bersifat darurat. Kalau dokternya cuti atau menghadiri seminar, otomatis pelayanan bisa terhenti. Ini tantangan yang masih kami hadapi,” ungkapnya.
Menghadapi kondisi ini, RSUD Kudungga tengah mengupayakan berbagai solusi untuk menambah jumlah dokter spesialis, di antaranya melalui formasi CPNS dan program Pendayagunaan Dokter Spesialis (PGDS) dari Kementerian Kesehatan. Rumah sakit juga membuka opsi untuk mengontrak langsung dokter spesialis jika memungkinkan.
Terkait pelantikan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang baru dilaksanakan, dr. Yusuf menyampaikan bahwa RSUD Kudungga menerima tambahan 68 orang dari berbagai bidang, mayoritas merupakan tenaga keperawatan, serta beberapa tenaga administrasi dan teknis lainnya, termasuk dua orang dokter.
“Gelombang kedua nanti pada bulan Oktober akan ada tambahan tiga orang lagi,” ujarnya.
Dengan berbagai upaya ini, RSUD Kudungga berharap dapat terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, meskipun tantangan dalam pemenuhan tenaga spesialis masih menjadi pekerjaan rumah yang besar.(Kiya/*)