Perkuat Penurunan Stunting Melalui Program GENTING, Kemendukbangga Kaltim Sambangi Kutim

Sangatta – Pemerintah kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas pengendalian penduduk dan keluarga berencana (DPPKB) Kutim melakukan upaya percepatan penanganan stunting melalui program gerakan orang tua asuh cegah stunting (Genting).

 

Hal itu di sampaikan Kepala Perwakilan (Kaper) Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) Kaltim, dr. Nurizky Permanajati mengatakan, dalam program ini mengusung konsep gotong-royong dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, masyarakat, perguruan tinggi, dan media.

 

“Gerakan orang tua asuh tadi saya sampaikan, ini adalah gerakan gotong-royong yang merupakan gerakan non APBN non APBD. Yang intervensinya melibatkan para mitra, Pemerintah, swasta, masyarakat, perguruan tinggi dan media,” ucapnya.

 

Ia juga menyampaikan bahwa masalah stunting ini bukan hanya melalui gizi tapi banyak faktor yang mempengaruhi. “Selain masalah gizi, masalah air bersih juga memengaruhi, rumah tangga yang tidak memiliki jamban kemudian masalah kemiskinan atau faktor ekonomi,” jelasnya.

 

Dalam intervensi penanganan stunting kita tidak dapat menghilangkan tapi harapan kita bisa mencegah. “Kita akan mencegah agar tidak ada lagi yang lahir stunting baru. Jadi zero new stunting ke depannya, itu target kita itu akan di laksanakan. Karena kalau sudah stunting di umur 2 tahun tidak bisa diapa-apain,” imbuhnya.

 

Sementara itu, Kepala dinas DPPKB Kutim, Ahmad Junaidi mengatakan, “Saya selaku kepala dinas dan seluruh pejabat eselon tiga, eselon empat, dan seluruh CFT, di setiap kecamatan kita memiliki anak asuh. Jadi kita sudah menjadi orang tua asuh bagi anak- anak stunting. Sumbernya dari by name by address.

 

Dalam menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yang mengalami stunting, tidak boleh mengambil yang telah di tempati bagi orang tua asuh dalam artian doubel. “Ke depannya apa yang sudah menjadi pegangan kami selaku orang tua asuh, itu tidak boleh lagi diambil oleh tempat lain atau tumbang tindih. Jadi orang tua asuh yang lain tinggal ngambil yang belum diambil,” tutupnya.(Kiya/*)

Berita Terbaru