SANGATTA- Konsentrasi Bupati Kutim H Ismunandar dalam kepemimpinannya adalah berupaya memenuhi kebutuhan dasar bagi masyarakat, seperti air dan listrik. Yakni didaerah yang selama ini tak terjangkau PLN dan PDAM. Khusus pengadaan air bersih di desa-desa terpencil, Ismu memaksimalkannya dengan pelaksanaan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS).
Dengan tujuan meningkatkan jumlah fasilitas pada warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpendapatan rendah di wilayah perdesaan dan peri-urban. Di 2018 saja, sudah ribuan warga Kutim merasakan dampak dari implementasi program ini.
“Untuk tahun lalu (2018), Alhamdulillah program (Pamsimas) ini sudah sukses dilaksanakan di 13 desa yang ada di 9 kecamatan,” kata Bupati Kutim H Ismunandar, belum lama ini.
Program ini bisa melayani 9.826 jiwa yang bermukim di 15 dusun. Yakni terdiri dari 2.514 kepala keluarga (KK). Rinciannya yaitu untuk di Kecamatan Kaubun masing-masing di Desa Cipta Graha melayani 175 KK atau 800 warga di 3 dusun, Pengadan Baru melayani 207 KK atau 870 jiwa. Selanjutnya di Desa Diabeq, Muara Wahau melayani 342 warga dari 107 KK. Di Kecamatan Teluk Pandan, Desa Kandolo dengan pelayanan 800 jiwa dari 208 KK, Suka Damai dengan 800 warga dari 230 KK. Berikutnya Kecamatan Rantau Pulung, di Desa Kebon Agung ada sebanyak 800 warga dari 109 KK, Pulung Sari dengan 740 warga dari 231 KK.
Program ini juga sudah menjangkau hingga Kecamatan Busang. Diujung pedalaman Kutim ini, di Desa Long Betuk ada 875 warga dari 247 KK terlayani air bersih, Rantau Sentosa sebanyak 800 warga dari 200 KK. Di Long Mesangat, tepatnya Desa Melan ada warga berjumlah 636 orang dari 196 KK mendapat pelayanan Pamsimas. Sementara itu di Desa Suka Maju Kecamatan Kongbeng, ada 800 warga dari 206 KK. Berikutnya di Desa Telaga Kecamatan Batu Ampat berjumlah 786 warga dari 186 KK. Terakhir di Desa Tepian Terap, Kecamatan Sangkulirang pelayanan Pamsimas menyentuh 777 warga dari 212 KK.
“Dengan Pamsimas, diharapkan masyarakat dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan. Serta meningkatkan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat,” harap Ismu.
Penerapan program ini tak lain guna mendukung pencapaian target MDGs (Millennium Development Goals ) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi “Tujuan Pembangunan Milenium” sektor air minum dan sanitasi. Melalui pengarusutamaan dan perluasan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat. Khusus di Kutim, program ini bersinergi dengan PDAM Kutim dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Hanya saja Pamsimas dilaksanakan untuk daerah-daerah yang sementara ini belum dapat dijangkau oleh PDAM. Bupati berjanji, program ini akan terus dilanjutkan secara bertahap sehingga seluruh masyarakat Kutim dapat menikmati pelayanan air bersih. (hms3)