SANGATTA. Meski telah dibangun dengan menghabiskan uang negera hingga miliaran rupiah, terbengkalainya beberapa fasilitas di PPI kenyamukan yang tidak fungsi jadi sorotan anggota DPRD Kutim Baharuddin. Menurutnya, ini membuktikan kalau pemerintah hanya bisa membangun, tapi tidak bisa rawat. “Mestinya, PPI ini dibangun, kemudian disiapkan perawatnya,” katanya.
Namun, yang lebih parah, kalau sudah dibangun, namun tidak selesai. Karena itu, ke depan, Baharuddin berharap agar PPI cepat dioperasikan, agar perawatan juga bisa berlangsung. Hanya saja, itu butuh dana, yang seharusnya dianggarkan.
Pernyataan baharuddin ini dilontarkan, menyusul terungkapnya banyak masalah terkait dengan PPI, yang terungkap dalam sosialisasi Perda retribusi PPI di Balai Pertemuan Umum sangatta Utara.
Dimana dalam kesempatan itu, nelayan mengakui kesulitan untuk menggunakan PPI, karena disana, belum beroperasi cool storage, untuk memasok es batu bagi nelayan. Padahal, es batu ini, sangat dibutuhakn nelayan.
Terkait dengan masalah cool storage ini, pihak Dinas kelautan mengatakan masalahnya, karena saat dibangun, belum ada listrik masuk. Ada genset, tapi tidak ada biaya operasional. Sekarang sudah ada listrik , hanya saja, tidak ada dana operasional.
Nelayan sulit menggunakan PPI, karena SPBU, tidak ada. Terkait dengan masalah ini, Dinas kelautan mengatakan pernah ada SPBU, namun dibongkar kontraktornya, karena mungkin ada masalah terkait dengan kontrak di kementerian kelautan dan perikanan. Selain itu, memang sudah tidak ada subsidi untuk SPBU bagi nelayan.
Kesulitan lain, nelayan sulit mendarat, karena di muara, ada pendangkalan. Karena itu, perlu dikeruk, agar bisa masuk kapal setiap saat.