Desa Karangan Hilir Produksi Air Kemasan ‘Karst”Omset Rp 25 Juta/Bulan

 SANGATTA – Tanpa disadari manusia tak bisa hidup tanpa air. Peranan air menjadi penting bagi makhluk hidup umumnya. Bukan hanya sebagai proses metabolisme tubuh, tapi sekaligus untuk bertahan hidup.

Di Kecamatan Karangan masih banyak sumber air alami dari pengunungan di Kawasan Karst yang bisa menopang hajat hidup warga sekitar. Oleh pemerintah Kecamatan Karangan, khususnya melalui Desa Karangan Hilir, sumber air dimaksud coba dimanfaatkan sebagai bahan baku pengolahan air minum kemasan. Merk air mineral kemasan inipun menjadi semakin unik karena diberi nama “Karst”.

“Sumber air ini berasal dari batuan Karst, mata air yang terletak kilometer 17  Karangan Hilir. Kemudian menjadi merk dagang yang digunakan untuk air kemasan asli Karangan,” kata Kades Jabir, belum lama ini.

Jabir sendiri bisa dikatakan sebagai salah seorang aktor dibalik munculnya industri air kemasan mineral di Karangan. Diterangkan olehnya, sebagai Kades, dirinya selalu berusaha terbaik untuk masyarakat sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Dengan adanya produksi Air Mineral Karst ini, dia berharap dapat merubah wajah desa menjadi desa mandiri.

Berikutnya demi mendukung perkembangan produksi air kemasan ‘Karst”, Jabir mengaku terus melakukan serangkaian upaya pemasaran bekerjasama dengan BUMDes. Malah dia percaya diri Karst memiliki pangsa pasar sendiri karna sumber airnya yang sangat alami. Dengan kata lain, ia mengaku tak takut dengan kompetitor produksi air kemasan lain yang sudah lebih dulu ada.

“Tetapi untuk sementara (dipasarkan) didaerah Karangan dengan berkerja sama Bumdes,” ujar Jabir saat diwawancara awak media setelah Coffe Morning, Senin (4/3/2019).

Disebutkan oleh Jabir, mengenai harga untuk kemasan gelas, harganyapun masih dibawah air mineral pada umumnya. Harga per kardus kemasan gelas isi 48 dihargai Rp 15 ribu. Dengan penjualan selama ini, pihaknya dapat mengumpulkan omset kurang lebih Rp 25 juta untuk satu bulan. Karena keuntungan yang menggiurkan tesebut, saat ini dana Rp 200 juta telah disiapkan untuk menopang kemampuan produksi 2.000 ribu gelas per jam. Meski saat ini baru bisa memproduksi air kemasan gelas, namun pada 2020 mendatang, Karst akan diproduksi dalam bentuk kemasan botol.

Sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat sekitar, Jabir menjelaskan pihaknya memprioritaskan rekurutmen karyawan dari warga Karangan. Hanya saja tetap melibatkan konsultan dari luar kecamatan. Hal lain yang dilakukan adalah memberikan pelatihan dan magang untuk dua orang staf ke Pabrik Air Minum Kemasan “ASA” di Balikpapan dengan dukungan alokasi dana desa (ADD). Dengan tujuan menambah pengalamanan serta wawasan. Setelah lulus dapat berbagi ilmu dengan masyarakat lainnya. Terutama ilmu tentang pengelolaan air mineral Karst.

“Kami berharap pemerintah menggunakan air minum ‘Karst’ di Gedung putih (Kantor Bupati) ini, terutama saat acara-acara seperti Coffee Morning,” tutupnya. (hms7/*)

Berita Terbaru