Dengar Jeritan Petani Sawit, Pemkab Bangun Pabrik CPO Tahun Depan

Sangatta.Pemerintah Kutai Timur dipastikan akan membangun pabrik crude palm oil (CPO) tahun depan. Namun, apakah Perusda yang akan membangun atau kerja sama langsung dengan pihak swasta, masih belum diputuskan. Demikian dikatakan Sekertaris Kabupaten (Sakkab) Kutim Irawansyah.

“Melihat kondisi harga sawit sekarang, maka tahun depan kita akan bangun pabrik CPO,” katanya.

Diakui, Perda pendirian perusahan daerah (Perusda) yang akan membangun pabrik CPO, sudah dalam tahap kajian akademis di Universitas Mulawarman (Unmul). Kajian itu sudah daman tahap akhir, karena minggu depan itu akan masuk tahap seminar akhir. “jadi setelah kajian akademis ini maka Raperda pendirian Perusada Perkebunan ini akan segera diajukan ke DPRD untuk diperdakan,” katanya.

Diakui, ini adalah prosedur baku pendirian Perusda. Dimana harus ada perda, sebelum didirikan. “kalau Perusda ini sudah berdiri, bisa nanti Perusda itu sendiri yang akan bangun atau bisa juga Perusda Perkebunan akan kerja sama dengan perusahan lain seperti swasta, untuk membangunya,” katanya.

Diakui, rencana pembangunan pabrik CPO ini untuk mengatasi masalah yang dialami petani saat ini. Terutama masalah harga Tandan Buah Segar (TBS), yang harganya terus turun. Dimana harga turun, karena pabrik CPO perusahan perkebunan, sangat membatasi pembelian TBS dari kebun sawit masyarakat. Akibatnya, harga TBS, turun, bahkan kini sudah menyentuh nilai Rp400 per kg.

Hal berbeda dialami petani mitra perusahan. Meskipun harga turun saat ini, namun petani mintra perusahan masih medapat harga sesuai dengan yang ditetapka Dinas Perkebunan Provinsi Rp1300/ kg. Karena perlakukan tidak adil itu, beberapa hari lalu petani dari berbagai pelosok di Kutim mendatangi DPRD Kutim mengadukan nasip mereka. Mereka meminta agar pemerintah dan DPRD menekan perusahan agar perusahan berlaku adil, dengan membeli TBS dari petani diluar mitra mereka dengan harga sama, yakni Rp1300/ kg.

Berita Terbaru