Sangatta. Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-54 Tahun 2018, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Timur menggelar kegiatan konseling dan tes HIV/AIDS sukarela atau yang biasa dikenal dengan sebutan VCT (Voluntary Counselling and Testing), bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Tenaga Honorer di Lingkungan Pemerintah Kutai Timur. Menarget 300 orang peserta VCT, kegiatan yang dimulai hari ini hingga tujuh hari kedepan ini, akan menyasar ASN dan Honorer Kutim di Kantor Sekretariat Daerah (Setda) Kutim, Sekretariat Dewan (Setwan) DPRD Kutim, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kutim dan Dinkes Kutim sendiri. Demikian diungkapkan Kepala Dinkes Kutim, dokter Bahrani Hasanal didampingi Ahsan Zainuddin, selaku Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan, Pemberantasan Penyakit Menular (P2PM).
Dikatakan, dengan motto KHN 2018 yakni Ayo Hidup Sehat Mulai Dari Kita, Dinkes Kutim mengajak masyarakat pada umumnya dan ASN serta pegawai honorer Kutim yang menjadi target saat ini, secara sukarela dan tanpa paksaan untuk memeriksakan dirinya dalam pengecekan HIV/AIDS. Meski tanpa paksaan namun pelaksanaan VCT kali ini disambut antusias oleh ASN dan honorer Kutim, dengan datang berbondong-bondong melakukan pengecekan.
Lanjut Ahsan, hasil pemeriksaan sampel darah dari pesien akan langsung diperiksa oleh tenaga media yang ada dan langsung didapatkan hasilnya. Namun karena bersifat pribadi atau privasi, maka hasilnya hanya diketahui oleh orang yang bersangkutan dengan petugas konseling yang memang sudah disiapkan di tempat. Positif ataupun negative, peserta VCT tetap akan mendapatkan bimbingan konseling.
Ditambahkan Ahsan, angka kasus pengidap HIV/AIDS di Kutim memang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Melalui VCT, masyarakat yang dinyatakan tidak terinfeksi maka diharapkan bisa melakukan pencegahan-pencegahan, bak kepada diri sendiri maupun keluarga agar tidak terinfeksi HIV/AIDS.
Sementara bagi masyarakat yang dinyatakan positif mengidap, maka akan dilakukan pendampingan dan pengobatan agar terus terjaga sistem kekebalan tubuhnya. Sebab hingga saat ini HIV/AIDS memang belum ditemukan obat penyembuhnya. Sehingga pengidap HIV/AIDS hanya diberikan kekebalan sistem imun tubuh agar tidak tertular penyakit lainnya, yang bisa menjadi penyebab kematian.