Sangatta. Tidak bisa dipungkiri, bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda masyarakat di Kota Palu dan Donggala Sulawesi Tengah, tentu menyisakan trauma yang mendalam terhadap para korban yang selamat. Bahkan kondisi kejiwaan yang labil pasca bencana terjadi, menyebabkan sebagian besar masyarakat yang tinggal di Palu dan Donggala enggan untuk kembali ke rumah-rumah tempat mereka tinggal sebelumnya. Para korban kini lebih memilih mengungsi keluar dari kota Palu dan Donggala, untuk kemudian menetap di kota-kota yang memang ditetapkan pemerintah sebagai daerah penampungan pengungsi, seperti Makassar dan Balikpapan.
Begitu pula dengan Kutai Timur. Pemerintah Kutim memastikan jika wilayah Kutim siap menjadi lokasi penampungan dan pengungsian masyarakat korban bencana gempa dan tsunami Palu dan Donggala. Hal ini disampaikan langsung Bupati Kutim, Ismunandar. Kepada awak media, dirinya mengatakan jika Pemkab Kutim melalui Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang (DPPR) Kutim akan segera berkoordinasi dengan Kementrian Desa,Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi, untuk mencarikan lahan di wilayah Kutim yang masih bisa dijadikan lokasi transmigrasi. Lokasi ini nantinya akan menjadi wilayah penampungan dan berpenghidupan bagi warga korban bencana gempa dan tsunami Palu dan Donggala.
Terkait wilayah Kutim yang dianggap bisa menjadi lokasi transmigrasi, Ismu mengatakan khusus bagi warga Palu dan Dongala ini akan dicarikan daerah-daerah pada kecamatan yang memiliki pesisir pantai. Hal ini untuk memudahkan adaptasi warga pindahan dari Palu dan Donggala, yang memang sudah terbiasa hidup di pesisir laut. Beberapa kecamatan di Kutim yang memiliki pesisir pantai, diantaranya Kecamatan Kaubun, Bengalon, Rantau Pulung dan Kecamatan Sandaran.
Terkait keberadaan 37 orang pengungsi asal Palu yang saat ini ada di Kota Sangatta, Bupati Ismu meminta agar Palang Merah Indonesia (PMI) Kutim mengkondisikan penanganan korban yang saat ini ditampung warga Sangatta. Termasuk untuk kebutuhan hidup sehari-harinya. Jika memungkinkan, Pemkab Kutim menyiapkan rumah khusus untuk persinggahan sementara para pengungsi korban gempa dan tsunami Palu dan Donggala.