TPA Masih Jadi Ganjalan Kutim Raih Adipura

Sangatta. Mimpi Kabupaten Kutai Timur untuk bisa meraih Penghargaan Adipura sepertinya belum bisa menjadi kenyataan, pasalnya sejumlah permasalahan menjadi pengganjal bagi Kutim untuk bisa meraih penghargaan bergengsi dalam upaya pengelolaan lingkungan tersebut.
Permasalahan tidak layaknya tempat pembuagan akhir (TPA) sampah yang ada di kawasan Batota, terus menjadi momok dan menjatuhkan penilaian bagi Kutim untuk meraih Penghargaan Adipura. Hal ini terungkap dalam pertemuan rutin jajaran Pemkab Kutim setiap hari Senin  atau Coffee Morning, pagi tadi.
Bupati Kutim, Ismunandar saat dikonfirmasi terkait permasalahan Adipura ini mengatakan, jika Pemerintah Kutim terus berusaha maksimal dalam melakukan pembenahan – pembenahan, agar Kutim bisa meraih Adipura.
Meskipun diakuinya, meraih penghargaan Adipura bukanlah tujuan utama, namun jika Kutim bisa meraih penghargaan Adipura maka hal tersebut tentu akan menjadi sebuah motivasi tersendiri. Baik untuk Pemkab Kutim, maupun masyarakat Kutim pada umumnya.
Terkait permasalahan TPA Batota yang hingga kini terus menjadi pengganjal bagi Kutim untuk meraih Adipura, Iu mengakui jika sudah.ada pembicaraan kepada pihak PT Kaltim Prima Coal (KPC) untuk memanfaatkan lubang bekas tambang sebagai wadah atau lokasi TPA yang baru.
Namun dari permintaan luasan lahan sebesar 30 hektar, pihak KPC baru bisa menyediakan seluas 6 hektar. Menurut Ismu, dengan luasan yang kini tersedia tidaklah mengapa untuk sementara dimanfaatkan terlebih dahulu.
Terlebih, saat ini pengelolaan sampah di Kutim berlahan-lahan sudah mulai terpadu dengan hadirnya bank sampah dan alat pencacah sampah milik UPT Persampahan Sangatta Utara. Dengan demikian, otomatis volume sampah yang dikirim ke TPA nantinya akan berkurang. Sehingga dirasa TPA seluar 6 hektar tersebut dianggap cukup sementara. Terlebih TPA Batota yang ada sekarang sudah over kapasitas.

Berita Terbaru