Kampung Makassar Kini Teraliri Listrik, Bukit Aselia Segera Menyusul
Kutai Timur – Malam yang gelap gulita di sudut-sudut terpencil Kutai Timur kini perlahan mulai tersingkap. Di Desa Swarga Bara, sebuah komitmen gotong royong sedang menerangi harapan, bukan hanya di rumah-rumah warga, tetapi juga di masa depan ekonomi lokal.
Setelah sukses menuntaskan tantangan di Kampung Makassar, kini Desa Swarga Bara memasang mata pada target berikutnya: Bukit Aselia, sebuah kawasan yang siap bertransformasi menjadi permata wisata malam.
Keberhasilan di Kampung Makassar adalah bukti nyata kekuatan sinergi. Kepala Desa Swarga Bara, Wahyuddin Usman, mengungkap rasa syukurnya.
“Alhamdulillah, Kampung Makassar sekarang sudah terang. Cahaya ini bukan datang dengan sendirinya, tetapi hasil kerja sama semua pihak—pemerintah desa, PLN, dan partisipasi aktif masyarakat setempat,” ujar Wahyuddin, dengan nada penuh kepuasan.
Bagi warga Makassar, kehadiran listrik PLN adalah sebuah revolusi kecil. Bukan sekadar penerangan untuk belajar atau berkumpul, melainkan sebuah gerbang menuju kehidupan yang lebih maju.
Visi Wahyuddin Usman melampaui sekadar menyalakan bohlam. Ia melihat listrik sebagai katalisator ekonomi.
“Dengan adanya listrik, warga bisa berjualan lebih lama, pelaku UMKM punya waktu operasional lebih panjang, dan yang paling penting, potensi wisata malam di Bukit Aselia juga bisa berjalan,” jelasnya.
Bukit Aselia, yang tengah dipoles menjadi kawasan wisata alam, sangat membutuhkan infrastruktur penerangan yang memadai untuk menarik pengunjung saat senja tiba. Itulah mengapa desa bergerak cepat.
Pemerintah Desa Swarga Bara kini telah mengajukan proposal tambahan resmi kepada PLN, memohon pemasangan trafo listrik baru di Aselia. Trafo ini adalah jantung yang akan memompa energi ke seluruh area wisata.
“Kami sudah kirim surat resmi. Harapannya besar, semoga dalam waktu dekat usulan ini bisa terealisasi. Mimpi melihat Aselia bersinar dan menghidupi warga desa harus segera kita wujudkan,” tutup Wahyuddin, menyimpan optimisme pada upaya kolektif ini.
Kisah Desa Swarga Bara adalah representasi dari perjuangan daerah terpencil di Indonesia: bahwa cahaya tidak hanya datang dari langit, tetapi juga dari tekad kuat dan kolaborasi nyata untuk membawa kemajuan. (Caya/*/ADV)







