Ini Alasan Purwanto Suwondo Menolak Liga 2 Demi Membangun Fondasi Persikutim United
Kutai Timur – Di tengah gemerlapnya tawaran dari klub-klub Liga 2 yang lebih mapan, keputusan Purwanto Suwondo untuk berlabuh di Persikutim United, klub kebanggaan Kutai Timur yang berkompetisi di Liga 3, sempat menjadi pertanyaan. Namun, bagi mantan pelatih yang dikenal konsisten dalam pembinaan usia muda ini, keputusannya bukanlah tentang memilih level kompetisi, melainkan memilih visi.
Jumat (5/11/2025), usai acara makan malam bersama manajemen klub, Coach Purwanto membuka alasannya. Ia mengungkapkan bahwa ada tiga klub Liga 2 yang lebih dulu melayangkan pinangan kepadanya. Nominal gaji dan panggung yang lebih besar seolah sudah terhampar di depan mata. Namun, semangat yang ditawarkan oleh manajemen Persikutim United jauh lebih memikat.
“Memang sebelum saya di Persikutim, ada tiga tim yang nawari saya untuk di Liga 2. Cuma saya memilih Persikutim karena saya punya visi yang sama dengan Mas Pandi,” ungkap Coach Purwanto.
Visi yang ia maksud adalah fokus pada pengembangan tim yang dihuni mayoritas pemain muda asal Kutai Timur. Sebuah tantangan yang jauh lebih besar dan menarik ketimbang melatih tim yang sudah jadi di kasta kedua.
“Tantangan terbesar justru ada di sini,” tegasnya. “Dengan darah muda kita, kita akan membawa klub ini naik ke atas. Dari dasar sampai ke puncak, itu bisa jadi kebanggaan tersendiri buat kita.”
Purwanto melihat potensi besar pada pemain lokal Kutim. Membangun sebuah klub dari nol, mulai dari fondasi dasar hingga mencapai level profesional nasional, adalah ambisi yang ingin ia wujudkan di tanah Kalimantan ini.
Tak hanya soal prestasi di lapangan, Coach Purwanto juga membawa misi jangka panjang. Saat ini, ia tengah merancang sebuah kurikulum pembinaan khusus yang diharapkan bisa meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sepak bola untuk Persikutim. Cita-citanya mulia: kurikulum ini bisa menjadi role model bagi klub-klub lain di Indonesia.
“Saya ingin Persikutim dikenal secara nasional, bukan hanya dari prestasi tapi juga dari sistem pembinaannya. Saya punya cita-cita kurikulum ini bisa jadi role model,” tambahnya, menunjukkan bahwa komitmennya melampaui hasil pertandingan musiman.
Keputusan manajemen Persikutim United merekrut Purwanto Suwondo pun bukanlah tanpa dasar. Manajer Persikutim United, Pandi Widianto, menegaskan bahwa rekam jejak dan konsistensi sang pelatih dalam pembinaan pemain muda adalah kunci utama.
“Kita memilih Coach Purwanto tentu berdasarkan rekam jejak dan karier beliau. Beliau sangat konsen di bidang pembinaan, dan itu cocok dengan arah kami di Liga 3 yang fokus pada pembinaan dan profesionalisme,” terang Pandi.
Pandi berharap, di bawah tangan dingin Purwanto, potensi lokal Kutai Timur dapat terasah maksimal. Target utama mereka bukan sekadar lolos kasta, melainkan menjadikan putra-putra daerah orbit menjadi pemain profesional di level nasional.
Pilihan Coach Purwanto ke Persikutim United akhirnya menjadi sebuah pernyataan. Bahwa dalam sepak bola, visi pembangunan dan karakter tim seringkali lebih berharga daripada gemerlap panggung yang sudah tersedia. Ia memilih jalur pendakian yang curam, demi menancapkan panji kebanggaan Kutai Timur di peta sepak bola nasional. (Caya/*)







