Ribuan Anak PAUD di Kutim Belajar Rukun Islam Kelima Lewat Manasik Haji Akbar
Sangatta, – Halaman Masjid Agung Al-Faruq, Sangatta, mendadak berubah menjadi lautan ihram putih pada Rabu (5/11/2025). Bukan jamaah dewasa, melainkan ribuan wajah polos yang penuh antusiasme dari anak-anak Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), dan Satuan PAUD Sejenis (SPS) se-Kecamatan Sangatta Utara dan Selatan. Mereka hadir dalam gelaran akbar Manasik Haji Akbar Kutai Timur, sebuah inisiatif vital untuk menanamkan nilai-nilai spiritual dan karakter Islami sejak dini.
Acara yang diinisiasi oleh Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) Kutim ini mengusung tema yang kuat: “Dengan Manasik Haji Kita Tanam Karakter dan Nilai-nilai Islami Sejak Dini.”
Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, yang hadir didampingi Bunda PAUD Kutim Siti Robiah Ardiansyah, Kepala Disdikbud Mulyono, dan perwakilan Forkopimda, menggarisbawahi urgensi pengenalan Rukun Islam kelima ini.
“Pengenalan lebih dini kepada anak-anak kita ini sesungguhnya juga edukasi untuk kita semua, para orang tua dan guru, terkait pentingnya ibadah haji,” ujar Bupati.
Kegiatan Manasik Haji Akbar ini bukan sekadar simulasi ritual, ia adalah fondasi spiritual. Bupati Ardiansyah berharap, pengalaman menirukan rangkaian ibadah di Tanah Suci ini akan membekas kuat dalam memori anak-anak, menjadi bekal spiritual tak ternilai yang akan menuntun karakter mereka hingga dewasa.
Di tengah kemeriahan semangat keagamaan, Bupati Ardiansyah Sulaiman juga memanfaatkan momen tersebut untuk kembali mencanangkan dan memperkuat salah satu kebijakan fundamental Pemkab Kutim yakni Program Wajib Belajar 13 Tahun.
Program ini merupakan komitmen konkret Pemkab Kutim dalam pemerataan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), memberikan pendidikan gratis mulai dari jenjang PAUD hingga SMA/Sederajat.
“Ini sekolah gratis. Seragam dikasih, buku juga ada. Tahun ini sepatu pun dibagikan. Apanya lagi yang kurang? Jadi sekarang orang tualah yang harus berpikir, bagaimana supaya betul-betul komitmen menyekolahkan anaknya,” tegas Bupati.
Kegiatan Manasik Haji Akbar ini pun menjadi cerminan bahwa pendidikan di Kutai Timur mencakup aspek akademis, moral, spiritual, dan karakter. Diharapkan, dengan sinergi antara program Wajib Belajar 13 Tahun dan penanaman nilai agama sejak dini, anak-anak Kutai Timur dapat tumbuh menjadi generasi unggul yang berkarakter kuat dan berdaya saing. (caya/*/ADV)





