Syukuran Pasca Panen, Ratusan Kilogram Beras Ketan Diolah Menjadi Lemang di Desa Mandu Dalam
Sangkulirang – Rintik hujan tak menyurutkan semangat warga Desa Mandu Dalam untuk menggelar tradisi tahunan pasca panen, yaitu acara lemangan.
Gotong royong menjadi kunci utama dalam kegiatan ini, yang merupakan wujud syukur atas hasil panen yang melimpah.
Lemang, sebuah hidangan khas yang dibuat dari beras ketan, dimasak dalam bambu setelah dicampur dengan santan.
Proses memasak ini memakan waktu kurang lebih tujuh jam hingga matang sempurna. Tradisi ini telah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Mandu Dalam.
Menurut M. Timber, salah satu tokoh adat setempat, menuturkan jika kegiatan melemang ini sudah menjadi tradisi pihaknya.
“Setelah panen, kami berkumpul untuk bersyukur kepada Tuhan atas hasil panen yang baik dan melimpah.”terangnya belum lama ini
Acara lemangan tahun ini terbilang meriah, dengan menghabiskan 500 kilogram beras ketan dan 450 butir kelapa untuk santannya.
Sementara itu, Kepala Desa Mandu Dalam, Rahmat, menegaskan pentingnya acara ini. “Selain sebagai ungkapan syukur, ini juga merupakan tradisi adat yang harus kita jaga dan lestarikan,” ujarnya.
Rahmat juga melihat kegiatan ini sebagai sarana promosi untuk memperkenalkan Desa Mandu Dalam ke masyarakat luas. “Pemerintah Desa akan mendukung sepenuhnya kegiatan ini,” pungkasnya (nz)
