Dampak Besar Batubara, ESDM Kaltim Dorong Percepatan Transformasi Energi Hijau

Samarinda – Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar Pertemuan Tahunan Forum Energi Daerah Kaltim pada Kamis (16/10/2025) di Hotel Mercure Samarinda. Forum ini menjadi platform utama untuk membahas strategi transformasi ekonomi daerah, mengingat sektor pertambangan, khususnya batubara, masih menjadi penyumbang terbesar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim.

Kepala Dinas ESDM Kaltim, Bambang Arwanto, dalam pembukaan acara, mengungkapkan data tahun 2024 yang menunjukkan realisasi produksi batubara Kaltim mencapai 436,7 metrik ton, atau 52,1 persen dari produksi nasional. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB Kaltim mencapai 38,6 persen.

“Sektor pertambangan, suka tidak suka, masih menjadi penyumbang terbesar perekonomian daerah,” ujar Bambang di hadapan perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD).

Meskipun kewenangan pertambangan beralih ke pusat, Bambang menekankan bahwa dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari kegiatan tersebut di Kaltim tak terhindarkan. Oleh karena itu, transformasi sektor energi Kaltim dari sumber daya tak terbarukan menuju Energi Baru Terbarukan (EBT) adalah hal yang krusial.

“Percepatan transformasi ekonomi dan perencanaan yang komprehensif merupakan salah satu strategi pembangunan untuk mengurangi ketergantungan terhadap sektor pertambangan tanpa menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat,” jelasnya.

Transformasi ini, lanjutnya, hanya dapat diwujudkan bila terjadi keseimbangan antara pilar ekonomi, lingkungan, dan sosial dalam perencanaan pembangunan menuju ekonomi hijau.

Untuk mengawal transisi ini, Pemerintah Provinsi Kaltim telah menyusun 15 program kegiatan ekonomi prioritas sebagai pengganti sektor pertambangan melalui Forum Konsultasi Daerah Transformasi Ekonomi.

Program tersebut mencakup:

  • Minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) dan turunannya.
  • Udang windu.
  • Pengembangan listrik dan gas Energi Baru Terbarukan (EBT).
  • Cleopangan (seperti minyak goreng dan margarin).
  • Oleokimia (seperti biodiesel dan fatty alcohol).

Bambang menegaskan bahwa kompleksnya jalan transformasi ekonomi dan transisi energi ini membutuhkan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, pelaku usaha, mitra pembangunan, dan masyarakat.

Melalui Forum Energi Daerah ini, diharapkan terhimpun berbagai masukan strategis yang akan dirumuskan menjadi kebijakan demi mewujudkan Kaltim Sukses menuju Generasi Emas, sebagai tonggak pembangunan daerah yang inklusif dan berkelanjutan. (*)

 

Tutup