Masyarakat Sangatta Diimbau Tak Malu Melakukan Skrining HIV/AIDS

Kaltim, Parlementaria1225 Dilihat

Sangatta – Ketua Pansus Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pencegahan dan Pengendalian HIV/AIDS, Novel Tity Paembonan, prihatin dengan stigma yang masih melekat pada penyakit HIV/AIDS di masyarakat Sangatta. Hal ini menyebabkan banyak orang yang berisiko terjangkit virus mematikan ini enggan memeriksakan diri ke Puskesmas.

“Masyarakat masih malu untuk memeriksakan diri karena takut dicap aib. Padahal, jika HIV/AIDS diketahui sejak dini, peluang untuk sembuh masih terbuka lebar. Pengobatannya pun gratis disediakan oleh pemerintah di Puskesmas.” ungkap Novel.

Novel menjelaskan bahwa jika HIV dibiarkan tanpa pengobatan, virusnya akan terus berkembang dan menyerang sistem kekebalan tubuh. Hal ini dapat berujung pada AIDS, dengan berbagai gejala seperti sering sakit-sakitan, gusi berdarah, dan penyakit lainnya yang sulit disembuhkan.

“Jika sudah sampai tahap AIDS, harapan untuk sembuh semakin kecil. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat yang berisiko tinggi untuk memeriksakan diri ke Puskesmas sesegera mungkin.” tegas Novel.

Sosialisasi Raperda Pencegahan dan Pengendalian HIV/AIDS yang dilakukan di Wahau bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya skrining HIV. Novel berharap agar masyarakat tidak malu untuk memeriksakan diri dan segera memulai pengobatan jika terdiagnosis positif HIV.

“Obatnya gratis dan identitas pasien akan dirahasiakan. Jangan sampai terlambat dan berakibat fatal.” ujar Novel.

Selain sosialisasi, Pansus Raperda HIV/AIDS juga menerima masukan dari masyarakat agar pemerintah daerah lebih tegas dalam menangani pendatang, khususnya Pekerja Seks Komersial (PSK) yang bekerja di Tempat Hiburan Malam (THM). Diusulkan agar PSK wajib melapor ke RT dan menjalani skrining HIV untuk memastikan mereka tidak terjangkit virus mematikan ini.

“HIV adalah virus yang berbahaya. Jika tidak segera ditangani, virus ini akan berkembang dan berakibat fatal. Pencegahan dan deteksi dini menjadi kunci utama dalam memerangi HIV/AIDS.” Pungkasnya (K/ADV)

Posting Terkait

Berita Terbaru

Berita Terbaru