SANGATTA. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kutim Sugiono mengakui kerugian kelompok tani ternak Kutim membuat kandang sapi untuk sapi brahman cros yang dijanjikan pemerintah pusat, miliaran rupiah. Karena itu, tidak akan pernah berhenti untuk menagih janji pemerintah pusat untuk memenuhi janjinya menyerahkan sapi ke calon peternak di Kutim.
“Kami akan terus tagih janji pemerintah Pusat, melalui kementerian Pertanian agar mereka memenuhi janjinya memberikan bantuan sapi brahman cros bagi 35 kelompok ternak di Kutim,” katanya.
Dikatakan, jika dihitung, jika dirata-rata biaya pembuatan kandang setiap kandang Rp100 juta, maka biaya petani keseluruhan untuk buat kandang di Kutim itu sekitar Rp3,5 miliar. Belum lagi dengan penyediaan pakan. Pada umumnya mereka mengambil pinjaman bank. “kalau ini tidak diisi, kan petani yang rugi. Selain harus menyicil utang pokok, mereka juga bayar bunga. Karena itu, kami terus tagih, sampai pemerintah memenuhi semua janjinya ke petani,” katanya.
Dikatakan, pembangunan kandang itu dilakukan sejak tahun 2016, namun hingga kini belum diisi. Alasannya, karena kontraktor tidak sanggup. “Tapi kan petani tidak mau tau, karena mereka juga sudah rugi. Kalau memang kontraktor tidak sanggup, kan ada kontraktor lain, yang penting janjinya bisa dipenuhi ke petani,” ketus Sugiono.
Karena itu, pihaknya tidak bosan-bosannya menagih janji bantuan sapi yang sudah dijanjikan pusat, agar bisa direalisasikan tahun ini. Pada tahun lalu, Direktorat Jenderal Peternakan sudah menjanjikan akan memberikan bantuan sapi Brahman Cross sebanyak 207 ekor. Namun gagal realisasi, padahal, kini ada 35 kandang sapi milik kelompok tani Kutim yang seharusnya mendapatkan bantuan sapi tersebut, masih kosong.
Untuk diketahui, Ditjen Peternakan sejak tahun 2015 lalu sudah menjanjikan akan memberikan bantuan sapi jenis brahman cross asal Australia bagi kelompok tani sapi di Kutim, dengan syarat kelompok petani harus terlebih dahulu menyiapkan kandang sapi, sesuai dengan standar. Karena itu, kelompok tani ramai-ramai membuat kandang pada tahun 2016, namun sapi yang dijanjikan, hingga kini belum ada realisasi.