Dirut RSUD Kudungga  Bingung,  Warga Yang Tidak  Punya BPJS, Dibiayai Oleh Siapa

SANGATTA.  Masih ada ribuan warga Kutai Timur, yang tidak punya jaminan sosial kesejatan (BPJS). Dilain pihak,  tidak ada lagi anggaran di Pemkak Kutim, untuk membiayai  orang sakit, yang dulu disebut Jamkesda.  Akibatnya, Direktur RSUD Kudungga,  dr Anik Istiyandari mengaku  bingung saiapa yag tanggungjawab dengan biaya rumah sakit warga miskin yang berobat di RSUD, yang jumlahnya cukup banyak.

“dengan adanya rujukan on line berjengang,  pasien yang masuk RSUD Kudungga, kini pada umumnya pasien yang tidak memiliki BPJS.  Sebab rumah sakit tipe D, yang notabena  swasta,  tentu tidak mau  menanggung biaya rumah sakit  bagi nasyarakat yang tidak punya BPJS, akhirnya  dirujuk ke RSUD Kudungga.  Karena rumah sakit pemerintah, mau tak mau kami layani, namun yang jadi masalah adalah siap yang akan ganti biaya yang mereka gunakan untuk berobat,” katanya.

Sementara, meskipun diuruskan untuk masuk BPJS,  BPJS itu  baru akan aktif setelah 14 hari.  “Jadi selama 14 hari itu, siapa yang tanggung biayanya. Ini jelas RSUD yang  dibenani,” katanya.

Sebelumnya, diberitakan rujukan online,  yang dilakukan secara berjenjang,  menjadi  masalah tersendiri bagi masyarakat. Hal ini karena pasien tidak bisa lagi langsung dirujuk ke RSUD Kudungga, yang termasuk RSUD tipe B, melainkan harus masuk  terlebih dahulu ke RS Tipe D,  yang notabena  untuk Kutim hanya ada SR swasta,  seperti SR SOHC, RS Meloy dan RS PKT.

Direktur RSUD pun angkat bicara, masalah ini. dr Anik Istiyandari mengakui, jika sistem rujukan yang dilakukan BPJS saat ini, memeng seperti itu.  Dengan adanya aturan baru dari BPJS Kesehatan  tentang rujukan on line, yang berjenjang, maka pasien harus dirujuk berjenjang, tidak bisa langsung ke RSUD.

“Seharusnya  namanya on line, itu memudahkan. Tapi,  kenyataan, malah menyulitkan masyarakat. Sebab, dari rujukan tingkat pertama, maka  pasien harus masuk ke rumah sakit Tipe D. Dimana untuk Kutim, itu rumah sakit swasta. Pada umumnya, tidak ada dokter  tetap, karena dokter mereka adalah dokter RSUD, yang kerjanya pada pagi hingga sore di RSUD. Karena itu, di RS Tipe D, pasien akan menumpuk, hingga sore, karena sore baru ada doter. Ini jelas masalah bagi masyarakat. Dilain pihak, kini RSUD sepi pasien,“ katanya.

Posting Terkait

Berita Terbaru

Berita Terbaru