Sangatta.Sungguh keterlaluan ulah para penipu yang mengatasnamakan pihak Dinas Pertanian dan Peternakkan Kutai Timur, pada para petani. Melalui pesan sms ke nomor-nomor petani, mereka menjalankan aksi penipuannya untuk meminta sejumlah uang dengan nominal tertentu. Agar para petani tergiur untuk memudahkan pencairan dana bantuan yang digelntorkan Pemerintah Pusat melalui Distanak Kutim.
Kasus penipuan ini menimpa tiga orang petani di Kecamatan Teluk Pandan pada Minggu lalu, diketahuinya ada penipuan mengingat para petani yang tertipu tersebut datang ke kantor Dinas Pertanian dan Peternakan Kutim untuk menemui Kadistanak Sugiono. Terang saja Sugiono kaget dengan keterangan yang diberikan oleh para petani tersebut, Ia bahkan merasa miris atas kejadian itu.
“Jum’at lalu ada petani yang ingin mengambil uang bantuan, lantas saya bilang uang apa? Bahwa ada seseorang yang menelpon petani untuk meminta uang iuaran atau apalah, yang dipergunakan untuk memperlancar pemberian bantuan. Korbannya ialah Syahrani salah-satu Ketua Kelompok Tani, yang rumahnya berada di depan Masjid Teluk Pandan. Lalu ada pula Pak Hasan di Danau Redan, satu orang lainnya saya lupa namanya,” terang Kadistanak Kutim.
Sebelumnya ada kasus serupa, yang telah terjadi satu bulan lalu. Namun saat itu keburu tidak dilakukan transaksi pengiriman uang seperti yang terjadi pada minggu lalu. Modus pelaku, Ketua-Ketua Kelompok Tani diminta uang antara Rp 10 juta hingga Rp 15 juta, agar memudahkan pencairan dana sebesar Rp 250 juta yang diberikan pada kelompok-kelompok tani.
Ditambahkan oleh Kabid Peternakan Mardi Suaibman, modus penipuan seperti ini nampaknya tidak hanya terjadi pada tahun ini saja. Namun seringkali dijadikan upaya penipuan musiman oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Sehingga kepada para petani di seluruh Kutim, agar lebih berhati-hati dan tidak mudah terpengaruh aksi penipuan yang mengatasnamakan dari Pemerintah Pusat maupun juga Distanak Kutim.
“Kami menghimbau agar para petani tidak mengindahkan oknum-oknum tertentu yang memungut biaya, agar memudahkan bantuan pada petani cepat disalurkan dan sebagainya. Tidak ada itu ada bantuan sapi atau ternak, yang mengharuskan kelompok tani harus membayar nominal tertentu. Tidak ada pungutan sepersepun yang diminta oleh Distanak Kutim pada petani, untuk setiap bantuan yang disalurkan,” tegasnya menghimbau agar petani tidak jadi korban penipuan.
Penyebutan nama-nama pejabat baik Kepala Dinas hingga Kasi-kasi di Dinas, untuk kemudian dijual sebagai alat melakukan tindakkan penipuan seringkali dilakukan. Padahal bantuan yang dikeluarkan dari Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Kabupaten, tidak sedikitpun kemudian dijual kepada para petani melalui uang setoran.
“Sehingga melalui wartakutim.co.id, kami berharap masyarakat dapat mengetahui bahwa permintaan yang mengatasnamakan oknum pejabat itu tidak benar. Tidak ada pungutan apapun, termasuk bantuan alat dan mesin pertanian. Semua bantuan itu gratis, namun ada saja oknum yang memanfaatkan celah untuk menipu petani. Dengan mengaku sebagai pihak yang mengurus bantuan dari Jakarta, bahkan juga dari Pemkab Kutim. Kalaupun ada biaya yang dikeluarkan kelompok tani, itu untuk bantuan peralatan dari APBN. Yakni biaya petani sendiri yang mengambil alat bantuan ke kantor secara langsung,” jelasnya meyakinkan.
Laporan penipuan seperti ini, beberapa kali dilaporkan secara lisan oleh Distanak Kutim pada pihak Kepolisian. Namun seringkali petani tidak melaporkan kejadian seperti ini langsung ke kantor polisi. Sehingga jika petani yang menjadi korban tidak melaporkan kejadian penipuan secara resmi, maka dianggap tidak ada perkara oleh aparatur penegak hukum.
Catut-mencatut nama pejabat di Kutim, tidak saja terjadi dan menimpa Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan. Bahkan hal seperti itu juga pernah menimpa Mantan Kepala Dinas Kesehatan Dr Marthen, parahnya yang dicatut adalah nama anaknya dan lantas dipergunakan untuk mengabarkan pada istrinya jika anak tersebut mengalami kecelakaan. Beruntung pada saat itu, dr Marten langsung mengechek ke Rumah Sakit. Untuk mengetahui hal tersebut benar terjadi apa tidak, sehingga tidak sempat mereka berdua jadi korban penipuan melalui telpon. (Wars)